Keindahan Tercipta Dari Perjuangan

Darul Istiqamah

Darul Istiqamah

Darul Istiqamah sekarang dipimpin oleh H Mudzakkir M Arif, MA. Tidak banyak sosok yang memiliki kesempatan untuk mengelola pesantren. Apalagi jika masih tergolong “belia”. Rata-rata, pesantren ditangani oleh orang-orang yang sudah berusia lanjut. Namun, bukan berarti yang masih muda tidak memiliki kemampuan bila dibandingkan para seniornya.Lihat saja dari sosok Pimpinan Pesantren Darul Istiqamah, Maccopa, Maros, H Mudzakkir M Arif, MA. Dalam usianya yang baru 40 tahun, ia sudah memimpin pesantren sebesar Darul Istiqamah.

Kira-kira pada Bulan Maret 1970 oleh kekek beliau, K.H. Ahmad Marzuki Hasan, memelopori pendirian pesantren ini sekaligus menjadi pimpinan pesantren hingga 1983. Kepemimpinan beliau kemudian dilanjutkan ayah beliau, M. Arif Marzuki hingga 2004.Pertama didirikan, luas pesantren ini hanya 0,5 hektare tanpa sarana dan prasarana yang memadai. Santrinya saja saat itu hanya ada tujuh orang, dan belajarnya di masjid dari bambu berlantai pasir. Kolong rumah kiai (Ahmad Marzuki Hasan) pun menjadi asrama santri. Pesantren ini adalah pesantren perjuangan sejak awal didirikannya.

Setalah berkiprah sekian lama, Alhamdulillah Pesntren Darul Istiqamah berkembang dari yang awalnya hanya ada di Maccopa, Maros. Sekarang ini sudah ada 28 cabang dan perwakilan yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia Timur, seperti Sulsel, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulbar sampai Papua dan juga Jakarta. Di Sulsel sendiri terdapat di beberapa daerah seperti Gowa, Tana Luwu, Bone, Sinjai, Bulukumba, Wajo, dan Bantaeng. Kantor pusatnya yang di Maccopa.

Hal itu tidak dapat dicapai dengan mudah tapi membutuhkan perjuangan keras serta pengorbanan yang tidak sedikit. Semua itu dilalui dalam bebrapa fase. Pertama fase kaderisasi. Sejak berdirinya, kekuatan pertama dan utama pesantren ini ada pada kaderisasi. Pada fase ini, Darul Istiqamah telah membuka beberapa cabang.

Fase berikutnya yaitu ekspansi yang berawal pada 1979, ketika kiai memutuskan kembali ke tanah kelahirannya di Sinjai. Pesantren kemudian dipimpin putra kiai, M Arif Marzuki. Secara resmi, kepemimpinan dilimpahkan kepada beliau pada Tahun 1983.

Sejak itu, kepemimpinan ustaz (M Arif Marzuki) didominasi dengan gerakan ekspansif yang menyentuh semua aspek kehidupan pesantren. Seperti perluasan lahan dari dua hektare hingga mencapai 65 hektare sampai saat ini.

Pesantren ini adalah milik semua masyarakat, bukan milik pribadi atau segolongan orang. Jadi, Pesantren ini harus mengedepankan konsep bahwa pesantren ini untuk kemaslahatan umat. Sudah ribuan alumni yang telah dicetak. Artinya, secara tidak langsung, pesantren ini adalah bagian dari masyarakat luar pesantren.

Ada satu hal yang dikembangkan di pesantren melalui program Nikah Islami yang merupakan ekspansi dakwah. Ini sangat sering diselenggarakan secara sederhana tapi meriah, ramai tapi murah, semarak tapi syar’i. Nikah Islami di pesantren ini merupakan langkah nyata untuk menggeser budaya nikah yang tidak Islami. Nikah Islami seringkali diadakan secara jama’i. (Nikah massal cuy…)

Sama dengan pesantren yang lain tentunya. Pesantren Darul Istiqamah juga dituntut untuk membuktikan keunggulan, makanya kami harus memfokuskan pada ketersedian sumber daya manusia. Dan tentunya soal fasilitas belajar agar tingkat pengetahuan menjadi santri di Pesantren Darul Istiqamah, tidak dipertanyakan lagi. Untuk mewujudkan itu, para santri diberi pemahaman soal kepemimpinan Islam. Karena yang menjadi ciri pesantren adalah, santri berilmu yang merupakan calon pemimpin Islam yang memiliki akhlak mulia. Semua hal tersebut untuk mewujudkan visi dan misi Pesantren Darul Istiqamah.

Visi Kuat dan Penebar Rahmat

Menjadikan pesantren yang kuat dan penebar rahmat. Artinya, menjadi pesantren yang memiliki seluruh bentuk kekuatan yang positif, sebagai syarat mutlak dan sekaligus menjadi ciri keberhasilan, kemuliaan, dan kemampuan untuk banyak berbuat dalam menyebarkan rahmat Islam kepada manusia dan dunia.

Misi: Pendidikan, Da’wah dan Ukhuwah

Pertama, mengembangkan pendidikan yang bermutu dan terjangkau. Pendidikan yang dicita-citakan ialah pendidikan yang memadukan antara pendidikan Islam, pendidikan umum, penguasaan bahasa Arab, Inggris, dan Arab. Plus keterampilan.

Kedua, menyebarkan dakwah yang mendidik atas dasar cinta. Pesantren dengan seluruh pengurus, warga, guru, santri, simpatisan, dan peserta pengajiannya, semuanya membawa tugas dan amanah dakwah di tengah keluarga dan masyarakat. Semua wajib berdakwah sesuai kemampuan dan potensinya, atas dasar cinta tulus kepada sesama muslim dan sesama manusia.

Ketiga, membangun komunitas muslim yang solid. Pesantren ini berjuang untuk membangun masyarakat dakwah dan pendidikan yang mengamalkan nilai-nilai Islam dalam hidup keseharian yang menjamin soliditas, persatuan dan kesatuan setiap masyarakat.

Keempat, menjalin ukhuwah Islamiyah dan kerjasama dalam kebaikan. Setiap muslim adalah saudara, apapun golongannya, lembaganya, alirannya, ataupun partainya. Sehingga menjadi perlu dan wajib melakukan silaturrahim ke pesantren-pesantren lain, terutama yang ada di Sulsel.

Dan kelima, membangun seluruh bentuk kekuatan positif. Pesantren Darul Istiqamah berorientasi pula pada pembangunan kekuatan yang komperehensif, berjuang untuk kuat dalam arti positif. Kekuatan ini dibangun dari individu dan masyarakat, khususnya dari madrasah sebagai lembaga pembinaan dan kaderisasi utama pesantren. Kekuatan adalah syarat kemajuan dan kesuksesan. Kekuatan diperlukan dalam seluruh aktifitas.

Sumber : Koran di Makassar

Comments on: "Darul Istiqamah is “My Hometown”" (32)

  1. assalam,,,saya ingin melakukan penelitian di pesantren..mohon bantuannya.

  2. Amran rosady'' said:

    Assalmu alaikm”salm silaturrahim”banyak cinta yg ku dpt d istiqomah”banyk kenagan indah yg tk akn mungkin pudar d telan jamn”’cinta istiqomah slalu”’salm”buat’AI”muttakhir arif”

  3. hasna zain said:

    assalamu alikum …mau tanya untuk pertengahan semester seperti ini apa masih bisa menerima santri soalx saya ingin mendaftarkan anak saya di ponpes ini trima kasih

  4. masyallah….!!

  5. masyallah

  6. Perlu dilengkapi dengan informasi-informasi update yang bisa didapatkan oleh masyarakat luar Sulawesi,…..

  7. bagi anda yang ingin dengarin ceramah KH. Ahmad Marzuki Hasan yang sempat saya rekam saat ceramah tarwih tanggal 05-08-2012 Ahad. dengan tema “keutamaan Al-quran” silahkan download di link ini http://goo.gl/8SQV2 , semoga bermanfaat

  8. Abu Abdillah said:

    Assalaamu-alaikum warahmatullaahi wabarakaatuhu,..

    Saya asli bugis Maros dan saat ini ber-domisili di Mataram – NTB, sudah sering berkunjung ke Darul Istiqomah Maccopa. Kalau kita lihat letak geografis Ponpes Darul Istiqomah Maros, Masya Allah sungguh luar biasa jika kita mau bandingkan dengan Ponpes lain yg ada di-Indonesia.
    Darul Istiqomah terletak hanya sekitar 25KM dari pusat kota Propinsi Sul-Sel dan termasuk Ponpes yg ada dalam kota Kab.Maros, dari International Air Port cuma 5 KM (pintu lama).
    Dan mungkin saja termasuk salah satu Ponpes terluas di-Indonesia ( 65ha).
    Darul Istiqomah memiliki Clinic dan Rumah Bersalin 2 lantai yg terletak disebelah kanan pintu masuk kepondok dan berhadapan langsung dengan jalan raya yg menghubungkan seluruh Propinsi dan kabupaten dari Selatan, barat maupun utara (manado).

    Tapi yg cukup menprihatinkan dan menyedihkan saya adalah kurangnya perhatian dari Pemerintah setempat yg mana tidak ikut ambil bagian didalam pemanfaatan sumberdaya Pondok yg merupakan tempat mencetak Generasi Terbaik sebagaimana Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam berjuang habis-habisan utk mencetak generasi terbaik di-zaman-nya, Khadijah ra istri beliau yg tercinta menghabiskan seluruh harta dan jiwa raga beliau utk perjuangan da’wah beliau demikian hal-nya para sahabat beliau, mereka semua mempertaruhkan seluruh harta dan jiwa mereka utk agama Allah, sehingga Allah menyebut mereka sebagai ummat terbaik dan mereka telah dijamin syurga.
    Tidak kita pungkiri kondisi bangsa kita yg semakin hari tingkat populasi penduduk kian tak terbendung , melejit tajam tak terkendali, lagu H. Rhoma Irama masih hangat ditelinga dengan 135 juta Penduduk Indonesia padahal Penduduk Negri Zamrut Khatulistiwa ini mungkin sudah lebih dari 300 juta orang, tidakkah kita takut dengan wajah negri kita pada masa-masa yg akan datang..? dimana masa itu orang tidak lagi bisa baca Qur’an, Ulama tidak lagi di-indahkan, Pemerintah tidak lagi di-dengar, Pergaulan bebas dan Pelacuran dimana-mana, Rampok berdasi semakin tumbuh subur, maka kita akan tinggal menunggu waktu kapan negri ini akan dihancurkan oleh Allah, kemudian Allah tabaaroka wata’ala akan menggantikan dengan suatu kaum yg lebih baik….naudzubillah.
    Fenomena besar telah kita lihat bersama, Spanyol adalah suatu negeri bersejarah karena 530 thn lamanya Islam pernah Berjaya disana namun karena penduduknya sudah mulai menjauh dari Islam, maka Allah hancurkan lewat peperangan yg dimenangkan oleh raja Ferdinan, konsekwensinya semua attribute Islam di-hancurkan kecuali tersisa cuma satu yg dijadikan museum yaitu Masjid Cordoba/Cordova, dengan atas izin Allah raja Ferdinan melarang utk dihancurkan, hal ini pula oleh Allah agar kaum muslimin tahu tentang fakta sejarah Islam pernah disana dan bukan dongeng.

    Baarakallaahu fiikum,…
    Saudaraku,….negri kita baru saja 66thn lepas dari 350 thn cengkraman kebiadaban penjajah kafir, tidakkah ini pelajaran yg sangat besar dan amat berharga agar hal serupa tidak akan terjadi lagi…?
    Jawabannya adalah bisa jadi hal itu ter-ulang kembali, sebab kita lihat sendiri pemimpin negeri ini tidak ada sama sekali mau memperhatikan kebutuhan mendasar rakyat yaitu pendidikan agama yg memadai, agar menjadikan ke-cintaan dalam membela negeri adalah bagian dari ajaran Islam.
    Lihatlah potret para pemimpin, mereka ber-pecah-pecah, saling menuding, saling menghina, saling berlomba utk merampok harta rakyatnya. Tidak ada rasa memiliki apalagi integritas murni, yg ada hanyalah bunglon yg sering berganti kulit dan warna, kita dibuat bingung dan bosan yg justru hal ini sangat berbahaya jika ter-akumulasi dengan total penduduk yg begitu banyak (wallaahu-a’lam).
    Saudaraku,… pendidikan agama anak-anak kita cuma kita dapatkan di-sekolah sekitar 2 jam perminggu, mau jadi apa bangsa Indonesia kedepan dengan penduduk terbesar dunia ini jika pendidikan agama tidak di-optimalkan..?.
    Olehnya itu Pesantren Darul Istiqomah yg di-nakhodai Lulusan Univ.Islam Madina Arab Saudi adalah salah seorang putra terbaik Maros, haruslah di-jadikan Icon Sul-Sel dalam mencetak generasi yg handal, mencetak generasi Qur’ani sehingga bias cahayanya sampai kesemua lini, baik dikantor pemerintahan bekerja dengan amanah, di Perusahaan pun demikian, Pedagang, Petani semuanya hidup dalam taqwa,… maka yakinlah bahwa “Sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat”…
    Darul Istiqomah,…. Walau saja hiruk pikuk kehidupan disekitarnya hingga dipusat kota penuh dengan kesibukan mengurus dunia, seakan hidup kekal akan ada pada mereka, handai taulan, kerabat dekat semua terasa dekat manakala seseorang hidup berkecukupan dengan harta benda, padahal Imam Syafi’i
    Berkata kepada murid-muridnya bahwa sesungguhnya yg paling dekat denganmu adalah “kematian”,.. sejatinya Darul Istiqomah haruslah di pertahankan existensinya sebagai Rumah yg didalamnya tersimpan mutiara-mutiara berkilau, walau diterpa debu namun tetap berkilau, Penduduknya, santrinya tetaplah Istiqomah sehingga datangnya pertolongan Allah Tabaaraka Wata’ala.
    Untuk itulah sangat diperlukan ikhtiar semua lapisan terutama Pemerintah setempat agar menjaga Darul Istiqomah dengan memberikan perhatian, minimal kunjungan-kunjungan kecil walau sekedar shilaturrahmi sehingga ketika bersinergi maka Insya Allah ide-ide cemerlang atas izin Allah akan segera menghidupkan dan memajukan sumberdaya yg ada, misalnya Kajian Rutin di masjid Agung Pondok, hingga memajukan Pendidikan yg ber-kualitas dan berdaya saing yg tinggi.
    Pemerintah juga bisa memanfaatkan sumberdaya Pondok, misalnya memberikan bantuan peralatan medis yg memadai agar Darul Istiqomah bukan saja Pesantren, tapi bisa memiliki Rumah Sakit Islami yg religius, memberikan bantuan untuk usaha Garment (kerajinan menjahit) misalnya membuat jubah, kerudung, gamis, pakaian sekolah dll pada ibu-ibu ataupun para ustadzah.
    Ataukah bisa juga dengan merubah konsep pendidikan murni agama menjadi integral, sungguh masih banyak yg bisa di-lakukan Pemerintah Maros di Darul Istiqomah ini mengingat luasnya lokasi Pondok, Insya Allah Maros akan benar-benar bersinar,…
    Pesan dari langit: “berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah telah berbuat baik padamu”
    Wallaahu-a’lamu bishsawab,
    Abu Abdillah Al-Bugisy

  9. Mustakim Abu Zayd said:

    ada tidak riwayat hidyp dari KH Ahmad Marzuki Hasan yang bisa diposting?

    • Maaf untuk saat ini belum ada,,,
      Insya Allah klo dapat bahannya saya posting di blog ini

  10. Salam inovasi dri Desa Inovasi, tempat ngumpul para inovator

  11. akuu kepengennn ksituuu skaliian sekolah.a di situuuuu,,,,, doain yah……

  12. Assalamu alaikum. Senang bersilaturahiim dengan Warga Darul Istiqomah. Saya putra Bugis, tepatnya Desa Umpungeng. Saat ini berdomisili di Jakarta. Boleh minta alamat Perwakilan Jakarta. Insya Allah saya ingin Silaturrahiim. Semoga anak saya bisa melanjutkan sekolah di sini. Jazakallah

  13. I like it…

  14. SEKALI ISTIQAMAH TETAP ISTIQAMAH……………………….

    YOU CAN????

  15. ass…

    Saya salah satu alumni… Tahun 2004 Di PONPES DARUL ISTIQAMAH cab. Babang kec. Larompong selatan.

    Saya mw reunian dengan kawan2 seperjuangan saya, semasa di pesantren, bahkan dengan staf guru2/ udztas, udztazah…
    Skrg sy berdomisil d jakarta, mohon info’a kanda!…

  16. akh.. skarang pimpinannya ust arief marzuki hasan

    • iya,,, btuL…
      skarang pipmpinannya ust. M. Arief Marzuki
      sya juga kurang tau knapa kepemimpinan kembaLi Lagi ke bLiau….
      setelah sebelumnya digantikan oLeh anak bLiau…

  17. O yah ,,
    Sekalian mau nanya,
    Bisa gak lulusan Sekolah Dasar masuk di pesantren DI ?
    Syukron khoir …

    • Pesantren DaruL Istiqamah memiliki jenjang pendidikan dari Madrasah Ibtidaiyah setara dengan SD sampai Madrasah Aliyah setara dengan SMA…

      untuk Jenjang SD blm ada asrama
      untuk jenjang SMP dan SMA sudah ada asrama…

      kita bisa daftar di jenjang mana pun, sesuai dengan jenjang pendidikan yg ingin dilanjutkan…

  18. Assalamu ala’ikum….
    Alhamdulillah…
    Seneng banget menbaca ini,
    O yah bleh minta Alamat Lengkap Pesantren Darul Istiqamah ini …?
    Jazzhakillahu khoir atas bantuanya….
    Salam ukhuwah fillah…

    • Wa’alaykumsalam
      Seneng juga karena ada yg baca, semoga bermanfaat…

      Pesantren Darul Istiqmah Pusat
      Jl. Poros Makassar-Maros Km. 25,5 Maccopa Maros Sulawesi Selatan
      90516

      kalo cabangnya tersebar di sulawsi dan papua…
      di jakarta pun ada kantor perwakilannya…

  19. odjie said:

    mencintaimu itu sudah pasti….. namun apakah kamu juga mencintaiku setelah segalanya telah kuberikan padamu?
    semoga cintamu tak seperti habis manis sepah dibuang…..

    • maaf ini syapa yah…
      komennya agak kurang nyambung dengan artikeLnya…
      ataukah mungkin sy kurang nangkap maksudnya…

      btw trimakasih ya dah bekunjung….

    • jangan su’udzan dl akh,, txkan langsung dngan yg bersangkutan, jka strusx km brsangka sprti ini, sterusx jg dosamu kpd psantren brjlan. jgan termsuk klmpok yang tdk mlhat gajah ddpan mata dan semut disebrang lautan trlhat.

    • mari berusaha untuk ikhlas…
      cinta tak berbalas tak mengapa jika kita ikhlas mencintai,,,
      apakah ketika kita mencintai kita merugi???
      kita kan merasa rugi jika kita pamrih…
      semoga kita bisa memberikan yg terbaik dengan ikhlas… aaaamiyn…

  20. kalau bukan karena antum akhi. mungkin anah tdk pernah jalan2 ke pesantren istiqomah. syukran akhi.
    uda pernah juga pergi di acarah walimahanya
    hehehe

    • itu bukan karena sya Akhi, tpi itu Karena ALLah…
      Allah lah yg mempertemukan kita…
      Allah jugalah yg akan memisahkan kita…
      Dialah yg menentukan segalanya…

  21. Annisa Laila said:

    Kebetulan saya belum pernah ke makassar, kapan2 temenin yah?

Leave a reply to Desa Inovasi Cancel reply